Minggu, 27 Juni 2010

Hati yang Menangis

Malam tiba meninggalkan senja..
Pelangi yg trbias diantara rembulan membius setiap mata..
Ku nikmati sendiri malam memacu kuda besi dgn hati yg gembira..
Tiap kilo meter ramai brhias tawa pasang2an manusia...

Brhenti ku dbwah lampu merah..
Sjenak memandang tiada arah..
Tak sengaja ssok itu terpampang di dpan mata...
Dia yg sama, seperti dulu tetap indah..

Paras cantik yg tak pernah terlupa..
Melekat dalam bathin dan jiwa...
Dia, dia yg pernah aku cinta..
Dia yg pernah menjadi belahan jiwa..

Aku melihatnya, dlam kedaan bahagia...
Sebuah senyum indah yg dulu pernah membuat hari ku berbunga..
Aku yg slama ini trbalut rindu..
Kini Hanya bisa diam membisu..

Ktika tangan itu tak lagi memeluk tbuhku..
Ktika senyum itu bukan lagi untukku..
Kerudung abu2 yg pernah kuhadiahi untkmu dulu..
Kau pakai untk mempercantik dirimu..
Tapi sayang, bukan lagi untku..

Perih, teramat perih pemandangan ini..
Sakit, terlalu sakit rasa di hati..
Remuk redam yg kurasa kini..
Kau tlah termiliki..

Hatiku menangis, tapi menangis bukan karena khilanganmu...
Tapi menangis untk kbahagiaanmu..

Kelak

Sang surya membuka mata, cahaya pagi kini terasa..

Berlari trus berlari hati mengejar rasa tanpa kenal putus asa..

Apakah di terik pagi kan ku temukan sepatah kata membangunkanku dari tidur dari mimpi semu..

Lelahku bukan menerpa raga, tapi fikiran tentang hayal cinta yg meraja..

Tertawalah semesta melihatku gila dalam keadaan tiada berdaya..

Cambuk kharismamu begitu perih menyiksa hati..

Hingga kau menenggelamkanku ke dalam samudra tanpa tepi..

Terombang ambing dalam gelombang harap tiada henti..

Jgn kau kira ku kan takut menghadapi..

Aku disini, dalam kedaan tiada berdaya kan mendaki..

Wlau selangkah dmi slangkah, kan ku raih maknamu dgn pencapaianku..

Tnggulah, tnggulah aku menjemputmu dgn mahkota keberhasilan..

Dan kan membawamu terbang dgn sayap2 emasku..

Menuju satu kebahagiaan fana dan abadi..

Andai

Kau biru yg pernah menyelimuti hariku...
Kau merah jambu yg sempat membutakan mata hatiku...
Kau abu2 yg pernah membuatku tertegun membisu...
Indahmu sempat memberi warna pagi hariku...

Tapi, tak lagi ku harap kau kini..
Kau tlah termiliki...
Sirna sudah semua mimpi..
Yg sempat melintas di hati..

Salahku, ku terlalu lamban tuk menggapaimu...
Ku trhalang malu tuk memilikimu...
Ku hanya seorang pasif yg hanya bisa menunggu...
Menunggu hadirmu di hadapku..
Yg tak mungkin terwujud walau seribu tahun q menunggu..

Ku rindu mengagumimu..
Ku rindu menyapa mu dlam mimpiku...
Ku rindu menunggumu di setiap pagiku...
Ku rindu merangkai kata indah tentangmu...

Harapkan hatimu kosong tak terisi..
Hingga pabila ku bertamu kau ikhlas membuka pintu hati...
Andai, ada kesempatan itu lagi...
Kau tak kan ku lepaskan tuk ke dua kali..

Andai...
Andai...
Andai...

Janji yang Teringkari

Ku tak mampu meluapkan emosi..
Ketika perih menghujam kedalam hati..
Ktika penghianatan menjadi pisau yg menyayat2 kasih suci...
Ktika janji tlah brulangkali teringkari..

Ku sadari, tetap ku rendah diri...
Dalam keadaan tersakiti...
Amarah tak kan jadi solusi...
Biarlah rasamu ku relakan pergi...

Yah, hidupku masih berbatas angan dan mimpi...
Masa depan cerah masih menjadi fatamorgana kini...
Tapi, pernah kau berikrar tentang sbuah janji...
Tuk tetap setia brjuang bersama membangun pondasi mimpi..

Namun..
Kini janjimu tak lagi suci...
Hasrat mu menjadi tuli...
Angan mu tlah mati...
Meninggalkan aku yg tersudut sendiri..

Pergilah kau sang penghianat janji...
Perusak pondasi mimpi...
Penghancur angan yg terbutai materi...
Aku kan tetap disini...

Yah, tetap disini...
Menantimu brucap sesal kemudian hari..
Karena kau merasa terhianati...
Hingga kau menyadari aku lah yg setulus hati mencintai...

Senjata Penakluk Cinta

Masih ku trjaga dkala subuh tlah tiba...
Mata enggan trpejam pdahal berat terasa...
Mimpi tak tiba malah hayal meraja...
Bertahta pada risaunya jiwa...

Di pnghujung subuh ku lihat rmbulan redup tnpa chaya...
Menghias langit kelabu brsama sang kejora...
Sayang, hnya sesaat mreka dsana...
Kini mentari tlah menghapus hadirnya...

Aku?? Masih tetap terjaga...
Tanpa daya mencari pengobat hampanya jiwa...
Suatu waktu stitik harap ku temukan jua...
Ku coba ikutkan hati bicara...

Namun lagi, tak bisa krn tak biasa...
Malu trlalu mendominasi di raga...
Spatah kata pun enggan trcipta...
Hnya bisa menatap dan memendam cinta...

Juga percuma, saat ini ku tiada daya...
Mengukir ikatan pun kan patah pada akhirnya...
Sadari memang ini belum saatnya tiba...
Namun, kelak ku kan persiapkan senjata...
Yah, senjata penakluk cinta... Harta...Harta...dan Harta...

Kejujuran Hati

Pada malam yang hitam kelam...
Ku lafazkan sbuah kejujuran silam...
Dengan nada sedih senandung sang alam...
Ku rasakan bayang yang tampak buram...

Pernah ku dibawa jauh ke dalam...
Bersama seekor kuda poni hitam...
Ia ajak aku merasakan rasa...
Abstrak tak jelas tapi berupa bahagia..

Tak ingin ku berlari darinya..
Tlah ku tancapkan paku pada jiwa...
Agar raga tak pernah jauh darinya...
Wlau perih yg terasa menyiksa...

Pada suatu keadaan ia berkata...
"aku tak lagi cinta"...
Seketika runtuh hati dan jiwa...
Hancur sgenap rasa...

Ia berlari membawa sang kuda poni...
Meninggalkan aku disini...
yg tlah rela menancapkan paku pada jiwa ini...
Aku tak sanggup ikut berlari...

Skian lama, suaramu terhilangkan...
Kni kembali trdengar sayup menyedihkan...
Stelah sekian lama terhilangkan...
Kau kembali datang pada suatu keadaan...

Dengan jiwa besarku...
Tlah kubuka lagi hatiku...
Tp, bukan lagi untuk mencintaimu...

Dengan kejjuran hati ini...
Trbuka dan akan slalu menyayangi...
Walau dengan rasa yg berbeda kini...
Percyalah akan kejujuran hati...

Surviver

mataku terbius parfum kesedihan...
berlinangan air mata bak sungai kehidupan...
mengalir deras tak tertahankan...
semua tak sanggup untuk kutuliskan...

bersahutan kisah yang terjadi...
bertubi kepiluan menghantui...
beribu cobaan harus kuhadapi...
ikhlas hati menjalani...

setiap manusia pernah mengalami tragedi...
pahit, manis semua terangkai dalam memori...
hidup tak berwarna pabila semua tak pernah terjadi...
semakin besar cobaan yang di miliki...
semakin teruji mental untuk mendewasakan hati...

aku hanyalah sebagian kecil yang tengah merasakan ini...
tawakal adalah satu2nya solusi...
harapkan ini kan menjadi pelajaran yang berarti...
agar lebih kuat menghadapi cobaan yang lebih berat di hari nanti.....

Halaman yang Terhapuskan

Senja tiba brsama hujan...
Dpelipur lara tak lagi ada halaman...
Tak lagi ada suara yg tertuliskan....
Hilang sudah kata2 yg tlah lama trsimpan...

Brpeluh, tak lagi berkesan...
Semua hancur pada sebatas impian...
Rangkaian kalimat yg trendap tak pernah trungkapkan...
Hancur luluh berhamburan...

Kau yg ku harapkan...
Tak pernah memberi signal kejelasan...
Aku yg sempat terbutakan...
Kini mencoba mengakhiri apa yg pernah ku hayalkan...

Kau tak tahu...
Dan mungkin tak kan pernah tahu...
Aku yg slalu menunggu...
Dalam sendiri sepi tetap setia menunggu...

Tiada daya, apalagi kuasa...
Hak mu sebagai manusia...
Brjalan pada arah yg kau inginkan...
Ku kan tetap pada pendirian...
Menunggu dalam rasa kesetiaan...

Malam Penuh Kebahagiaan

Bulan bnderang dgelap mlam...
Mmbiaskan sinar keemasan mnambah kecantikan alam...
Mmbntuk bundaran pelangi dmlam yg kelam...
Awan putih pun brkumpul ikut tenggelam dlam indahnya malam...

Ku brdendang dbwah sinar rembulan...
Dtemani gitar brnyanyi mengikuti alunan...
Trbuai ku dlam mlam pnuh kbahagiaan....
Hari2 menyedihkan yg trlewati perlahan terhapuskan...

Ku lukiskan keindahan alam dgn nyanyian...
Ku rangkai kata brucap kekaguman...
Malam pnuh keindahan...
Ktika sang bulan brbagi kebahagiaan...

Batas Sang Bunga

Sang bunga tlah menjumpai btasnya...
Satu prsatu klopak merahnya gugur tak tersisa...
Pohonnya pun mlai layu tak tegar spt sedia kala...
Daunya pun kering tak lagi menampakkan klorofil hijaunya...

Di pnghujung semi tak lagi tersisa indahnya...
Ini salahku tak bisa merawat dgn sempurna...
Tak pernah lg ku hilangkan dahaganya dkala terik sang surya...
Ku sadari semua...

Bunga, jika kau kelak ingin brtunas kembali...
Tmbuhlah dsana di tempat yg pnuh kasih....
Jgn lagi kau coba brmekaran di hati ini...
Krn kau hnya kn merasa tak berarti...

Jika kelak ku temui indah mu kembali...
Wlau tak lagi di taman hati ini...
Kan tetap ku nikmati warna yg kau miliki...
Krn kau tak kan pernah terganti

Letih

Hujan trun lagi dmalam sepi...
Angin dingin perlahan menyelimuti...
Ddalam kamar ku trsudut sendiri...
Terpaku mengistirahatkan fikiran, raga dan hati...

Jjur aku letih... Semua beban ku pikul sendiri...
Sharian tanpa ada istirahat lagi...
Tapi biarlah ku coba ikhlas menjalani...

Ku coba memendam sendiri... Kelelahan yg menerpa diri...
Ku tak mau lari dari tanggung jawab ini...
Ku tlah mlai blajar ap yg dnamakan konsistensi...

Wlau letih smoga berarti...
Wlau lelah smoga terobati...
Kini ku hanya bisa menanti...
Apakah jerih payah ini akan berbalas sesuai yg ku ingini...

Ku Bukan Siapa-siapa di Hadapnya

Gelap malam, trasa pekat hitam...
Bulan pun tampak temaram...
Sendiri di kegelapan malam...
Tanpa bintang2 penghias alam...

Ku tertawa kecil mlihat sang bulan...
Bgai brkaca pada suatu keaadan...
Layaknya diriku yg pnuh ksendrian...
Tak terasa tawa brubah jadi tangisan...

Sendiriku di kegelapan...
Mencari2 ssok bayangan...
Wlau tanpa cahaya penerangan...
Wlau mustahil ku temukan...
Tetap ku lakukan dan perjuangkan...

Aku hnyalah rangkaian hayalan...
Yg bterbangan diatas lautan...
Tak tentu tujuan...
Dan berharap pada ketidak pastian...

Ku mohon tolong lepaskan...
Bebaskan aku dari jeratan...
Bgai beban dalam fikiran...
Tiap detik hnya kau yg mengisi ingatan...

Aku tersiksa...
Pada kondisi perih luar biasa...
Ketika ku sdari ku bukan siapa2 di hadapnya...
Dan aku masih brharap tentang hatinya...

Kurelakan

jam 1 tengah malam...
Mata ini masih enggan terpejam...
Tringat masa2 kelam...
Trbuai kisah2 suram...

Mata bisa brdusta...
Tapi hati jjur apa adanya...
Ku tanyakan pda hati tentang rasa...
Dia memang indah, tp sama saja...

Bagus rupa, blum tntuh bgus hatinya...
Aku menyerah pd sswtu yg blm prnah q prjuangkan...
Biarlah smwa pupus mnjadi kenangan...
Kan ku kbur brsama tiap akumulasi detik tatapan...

Kau kurelakan....

Pantaskah Aku??

Pantaskah aku, merajut kasih...
Sdangkan benang yg kupakai kusam dan tak putih...
Mungkinkah hnya brbalas perih...
Ktika jarum yg kupakai mnusuk hati...

Pantaskah aku menggapai cinta...
Sedangkan aku hnyalah org sderhana...
Hnya brmodal ktulusan rasa...
Dan keindahan rangkaian kata2..

Pantaskah aku trbang brsama bidadari...
Sdangkan sepasang sayap tak pernah kumiliki...
Hnya brhiaskan imajinasi...
Tanpa pernah memberi arti...

Pantaskah aku memilikinya...
Sedangkan aku bukan ssok yg sempurna...
Tp apkah slah aku brusaha sempurna...
Hnya pabila aku brtatapan denganya...

Hidupku palsu...
Mimpiku semu...
Hnya bisa brsembunyi ddalam malu...
Trdiam dan membisu...
Masih pantaskah aku...?
Wlau hnya skedar mlukis indahmu dalam khayalku...

Pantaskah aku?

Tak Selamanya Rasa Berbalas Duka

Ku lukiskan bahagia...
Pada hati yg pnuh rasa...
Pada jiwa yg rindu gelora...
Abstrak pnuh warna..

Seuntai rindu menggebu...
Sebercak makna ku haru...
Aku berselimut malu...
Rndah dirasa pada yg dituju...

Masih ku ukir cinta...
Kupahat kisah tentang dia...
Biarlah tak lekang masa...
Ku yakin rasa tak slamanya berbalas duka...

Hari ini tak brjumpa...
Kn tetap ku tunggu dia...
Entah lusa, entah bsok, hngga slamanya...
Wlau hnya sesaat ia buatku bahagia

Biru

Biru, sutra mnutup tiap helai rambutnya...
Anggun, mngiringi gerak langkahnya...
Indah, menghiasi tiap snyumnya...
Cantik, i2 yg hnya ingin ku ktakan padanya...

Biru, awan mendominasi pagi...
Biru, warna yg mndominasi mata hayalku kini...
Yah, khayal, smwanya hanya hayal mimpi...
Tak berarti, tapi tetap kunikmati...

Ah, kmarin merah jambu, lusa abu2, hri ini biru...
Apapun warnaya tetap ia yg kutunggu...
Mnunggu tuk hnya skedar sdetik brtemu...
Dan melihat ia trsenyum kmudian brlalu...

Ia Tlah Kembali

Sesaat q lihat bintang bertaburan...
Sketika itu pula trttup mendungnya awan...
Prlahan bulir2 hujan brguguran...
Diikuti angin brtiup perlahan...

Tak lg brhias, tak lg penuh bias..
Chaya2 yg tadi trlintas,..
Kni hilang tak brbekas...
Smwa redup tnggelam tak lg ada titik emas...

Hatiku pun trpaku pada mlam tnpa hias...
Brbaur dgn redupnya chya rembulan..
Trtawa kecil tnpa alasan...
Trbius sayu brsatu br iringan...
Smwa tak se irama tnpa nada kejelasan...

Aku menyerah pada kegelapan...
Tiada pnerang jalan..
Brputus asa pada suatu harapan...
Biarlah trhanyut dalam sdihnya perasaan..

Ia tlah hadir dsni..
Ia tlah kmbali...
10 hri yg kunanti..
Tpi tetap ku diam tak berarti..

Malam Tak Biasa

Sejuk terasa pada malam yg tak biasa..
Spanjang jalan hitam pun nampak basah...
Dingin brselimut grimis diantara dua bola mata...
Perlahan mnetes pertanda sbuah duka...

Yg terasa duka bukan luka...
Duka krn ketakberdayaan rasa...
Tentang kejujuran sbuah makna...
Yg hnya bisa trkunci rapat di dalam dada...
Dan tak pernah mampu tuk mmbuka semua...

Kini tlah jauh ia trjejak disana..
Dan aq msih tetap mnunggu dsudut maya...
Brharap pada sesuatu kisah yg nyata...
Brharap pada dia yg ada disana...

Malam tak biasa, tak brtabur bintang melainkan air mata...
Bukan air mata yg berasal dari mata...
Tpi air mata yg trus mengalir dalam dada..
Brmakna duka tentang cinta...

Brsenandung dalam sebuah irama...
Brisi lirik2 ungkapan cinta...
Brsama malam ku resapi makna...
Hingga tak terasa jatuh tetesan air mata...

Pada malam yg tak biasa...
Ku rindukan tentang dia yg jauh disana...
Wlau hingga detik ini tak prnah ku tau tentangnya...
Tpi biarlah ku simpan ktulusan cinta untuknya...

Wlau tak berbalas rasa...
Wlau tak trungkap cinta...
Kutitipkan sebentuk rindu pada angin penuh makna...
Hingga akhir batas malam tak biasa...

Sebuah Pertanda

Malam kian larut, mnghadirkan sepi semesta...
Awan hitam mnjadi tirai rmbulan brbias lara...
sang angin brontak menghentak dingin terasa...
Smwa berbaur dlam suasana sunyi sempurna...

Aku brdiri di ujung duka...
Menantang luka membebaskan cinta...
Menatap sayu pada semesta...
Larut dlam malam yg kian hampa...

Trlihat rembulan mengintip dbalik awan...
Rona sinar indah tampak keemasan...
Dlam pancaran yg sulit dsembunyikan...
Ku trsenyum pada anggunya rembulan..

Prlahan awan hitam mencoba pergi...
Menjauh dari rembulan yg kunanti...
Meninggalkan pelangi dmalam hari...
Pelangi yg Melingkar indah pada bulatan rembulan dgn warna berseri..



Trnyata benar adanya...
Bhwa pelangi dmalam hari itu nyata...
Wlau dgan tampilan yg berbeda...
Tetap kunikmati tiap kilaunya..

Mungkinkah ini pertanda...
Bhwa masih ada harapan di jiwa...
Tentang cinta yg menanti jawabnya...
Tentang rasa yg menanti balasnya...

Kan ku nanti kau dtiap pagi...
Kan ku nanti senyum penyejuk hati...
Krn kuyakin dsana trsisa mimpi...
Layaknya pelangi dmalam hari...

Mawar Merah Jambu

Hembusan lembut angin menyapa pagi..
mentari bnderang menyinari bumi...
Aku mrangkai langkah mngejar hari...
Brlomba dgn waktu mnggapai mmpi...

Tlah smpai kaki dtempat tjuan...
Brpijak diantara pagar2 terali dbwah pepohonan...
Mata memandang tak henti kiri dan kanan...
Spt biasa menanti sseorang yg dharapkan...

Bgai kjatuhan durian... Trlihat jua ssok yg ku harapkan...
Dgn krdung merah jambu mnambah kcantikan...
Bgai mwar indah sgguh mengagumkan...

Sesaat mncuri pandang...
Trlihat dia juga memandang...
Brtemu dlam suatu rentang...
Syg hnya sesaat dan menghilang...

Tetap membekas skilas wjah yg trlintas...
Seolah lekat dlm fkiran enggan mlepas...
Wlau hnya sesaat ia melintas...
Tpi hingga skarang byang wjahnya tetap mmbekas...

Karma Cinta

Hujan turun lgi malam ini...
Mnemani waktu ku yg sepi sendiri....
Brsama melodi petir mnggelegar dsana sni...
Dan kilauan chaya kilat kejar2an tiada henti..

Ddlam cerita mlam krangkai sbuah kisah...
Tentang makna yg tak berakhir indah....
Tentang hati yg trlanjur trbelah...
Hncur lebur bgai kaca yg pecah...

Trmaknai smwa dengan tinta brdarah...
Trlarut dlam buaian sejuta amarah...
Dgan brselimutkan kata2 sumpah...
Menghiasi hancurnya sbuah kisah...

Trdengar sayup ditelinga...
Tentang karma yg di derita...
Akibat dusta menuai derita...
Kini terimalah knyataan pahit yg pernah kurasa...

Jgan sdikitpun kau slahkan cinta...
Tpi slahkan drimu yg tak setia...
Kni terimalah ijabah doa insan yg traniaya...
Krn Memang karma benar adanya...

Tak Sesempurna Mimpi

Trangkai kata2 indah namun tak trucap hnya trsimpan dalam hati...
Tak brgeming mmbisu diam tnpa prnah trbuka...
Mmandang hnya sesaat kmudian brpaling arah pnuh tawa...
Trtunduk malu dkala mata brtemu mata...

Hnya anganku yg dpat mnyentuhmu dgn mesra...
Namun tdak dgn ragagku yg malu mnyimpan rasa...
Trpampang jelas rona tak kuasa mmendam smwa...
Trtinggal hnyalah luka diantara sudut2 maya...

Hening sesaat pilu menjerat...
Yg ada hnya hati yg tlah brkarat...
Yg tak lagi dpat mrekat...
Krn tlah trlanjur trauma mengikat...

Biarlah angan trbang brsama mimpi...
Krn hnya dsana ku brani brekspresi...
kan ttap ku nikmati wlau hnya sbatas imajinasi...
Meski kenyataan tak seindah dan smpurnanya sbuah mimpi...

Dengan Bismillah yakinkan Hati

Tak tampak kejora di antara subuh...
Yg ada hnya langit gelap tempat berlabuh...
Tiada hangat hnya dingin yg menyentuh...
Tiada cahaya hanya hitam menjadi tempat berteduh...

Dingin fajar ini, trlalu dngin tuk ku lalui...
Brgerak pun rasanya tak sanggup lagi...
Mata ini pun trpejam kembali...
Diantara gerimis menyambut pagi..

Jauh trdengar dari kejauhan seruan takbir illahi rabbi...
Memanggil diantara dingin dan gelap yg menyelimuti...
Antara trpejam dan tidak mata ini...
Ku lawan smwa tipu daya yg menaungi diri...
Bngkit ku brucap bismillah ykin kan hati...

Brsykur dpat ku jalani kwajiban pertama hari ini...
Smwa trasa tenang dan damai dkala tlah kulewati...
Kni ku siap mengarungi hari...
Dan dengan bismillah ku yakinkan hati...

Kesadaran

Jalan hati ini tak lagi lurus, namun jauh berliku...
Tak putih namun pnuh noda2 dan debu...
Kni yg ada smwa tertutup gelap tak brsinar spt dlu...
Berhamburan tiap kepingnya tak lagi utuh...

Jika sja ku dpat mluruskan langkah hidupku...
Maka kn ku hapuskan tiap noda dan debu...
Jika sja ada yg brsdia mmberikan cahaya lentera lampu...
Akan ksusun tiap kpingan hati agar kembali menjadi utuh...

Smwa memang tlah kulalui dan tak sharusnya trjadi...
Kni tinggalah pnyesalan yg mmnuhi tiap ruang dhati...
Namun kni saatnya mengkoreksi diri...
Brdoa dan mmohon ampun pada illahi...
Agar trhindar dari godaan yg trus membayangi..

Hasrat

Hasrat ku tak hnya skedar harap belaka...
Tak trkekang oleh mimpi semu semata...
Tp, smwa sbuah penantian yg kelak ku jumpa batasnya...
Prjuangan blm dmulai, tp kan ku awali disaat ku rasa ku bisa...

Tatapan dingin, sdingin gleitser yg jatuh dr puncak gnung salju...
Beku ku terpaku mlihat chaya mata itu...
Tak jua mencair meski terik mentari brsinar kelu...
Tetap beku trpaku memandang smpurnanya ssok itu...

Smwa tlah brsatu, dlam gelora yg menggebu...
Antara kekaguman dan rasa ingin tau...
Tp, ku trbatasi oleh pnyanggah rasa malu...
Yg hnya mmbwatku trsenyum penuh haru...

Entah knpa sukmaku brontak ingin trus brjumpa...
Wlau tak dlam wjud yg nyata...
Ku temukan ssoknya dlam mmpi2 tentangnya...
Biarlah ku smpan sjuta tanya krn pda saatnya kn ku kejar dia untk menjawab semua...

Sebuah Foto

Masih kah aku dsinggasana hatimu...
Dkala tak ada lagi ikatan yg mmbwt kta brsatu...
Msih kah aku trlintas dfikiranmu...
Meski raga kta tak lagi saling brtemu...

Aku hnyalah kisah msa lalu dlam hidupmu...
Yg prnah kau sayat hatinya dgn dustamu...
Dan skrg mencoba mnempuh rasa yg baru...
Tapi dlam sgala kpedihan trsimpan rindu...

Bkan aku sngaja mengungkit kisah lalu...
Q pun tak mau byangmu trus menghantuiku...
Tpi, q temukan gambar drimu yg trsimpan diantara tmpukan buku...
Mmbuat sukmaku runtuh hancur tak menentu...

Bkan aku brniat menghapusmu dari rinduku...
Krn prcuma, kau tlah menuliskan kisah dgn tinta permanen yg tak mgkin trhapus dri kalbu...
Tpi, biarlah ku biarkan api menghapus foto mu...
Agar tak lagi luka itu kembali menghantuiku..

"Sore yang Bahagia"

Semilir lembut sentuhan angin menyapa angan...
Mentap langit sore dgn pnuh senyuman....
Pikiran tak tentu tenggelam dalam lamunan...
Trbius dgn indahnya ssok idaman...

Putih biru dan jingga brkolabolasi dlam spektrum warna...
Sore ku indah dgn hiasan2 hati yg bergelora...
Entah asmara, atw pautan cinta...
Yg ku tau hati tak brkata dusta bhwa smwanya brmakna...

Jauh, tbuhku dsni namun lamunanku trbang jauh meninjau rasa...
Kelu namun tak beku smwa brbentuk elastis mngikuti hasrat jiwa...
Entah dmana ujung batasnya ku jumpa...

Kumaknai sore ini dgn bahagia...
Bkan tntang cinta, bkan pula rasa...
Smwa mngalir bgitu saja...
Bgai siang yg trtawa menanti senja...

"Kau Layaknya Bidadari"

Tak sdarkah kau bgitu smpurna sbg wanita...
Maha karya dari sbuah wjud yg nyata...
Layaknya bidadari yg trun dari surga...
Aura yg kau pancarkan membutakan relung jiwa...

Tak sdarkah kau whai ktrunan hawa...
Setiap adam yg kau lewati mencuri celah untk brtanya wlau bkan lewat kata...
Tp hati mreka yg mnjerit2 brtanya2 siapa dirinya...
Dan kau hanya mnebarkan senyum penuh pesona...

Kau cantik, bhkan bgitu cantik untk dpandang mata...
Aura yg brbeda dari wanita lainya...
Kau hnya hadir diantara mmpi para pria...
Mmpi2 yg mreka hrapkan smwa kn jadi nyata...
Wlau knyataanya hnya perih kan menusuk jiwa...


Kau layaknya bidadari dari surga...
Bgitu indah untk mnjalani kisah hidup di dunia....
Sharusnya kau kepakan syap2 cintamu lalu trbang ke angkasa...
Dan nkmatilah hdup dgn bidadara2 surga...
Dan bkan dgn cangcorang yg menyinyiakan anugrah yg kau punya di dunia...